Siapa bilang ibu rumah tangga tidak bisa memiliki bisnis yang sukses? Kalau ada niat bulat, maka semua bisa terwujud. Contohnya, tiga ibu muda berikut ini. Mereka menceritakan kisah jatuh bangunya dalam berbisnis dan bagaimana mereka tetap bisa menjalankan perannya dalam keluarga.
Bianca Fransiska Siahaan, Bisnis Jasa Titip
Awalnya Hanya Ingin Membantu
Saya memulai bisnis jasa titip beli barang di tahun 2013. Saat itu saya sedang hamil anak pertama an sedang sibuk berbelanja kebutuhan bayi. Saat melihat adanya perbedaan antara barang yang dijual online dengan yang ada di toko, saya mulai berpikir betapa kasihannya ibu-ibu yang berbelanja dengan harga jauh di atas harga aslinya. Dari situ muncul ide untuk membuka usaha jasa titip Bugabee-baby di IG (instagram). Jadi saya menawarkan jasa titip belanja dari beberapa toko merek terkemuka dan mengirimkannya bagi pelanggan ke seluruh Indonesia.
Suami sangat mendukung usaha saya ini. Kami memang sudah memutuskan bahwa saat kami sudah memiliki anak, saya ingin 24 jam bersama anak. Prinsipnya, pekerjaan bisa menunggu; tetapi perkembangan anak tidak bisa menunggu. Suami juga meyakinkan bahwa saya memiliki bakat dalam mix and match barang sehingga bisa menginspirasi orang untuk membeli. Di sini saya memposisikan diri mewakili ibu-ibu di luar sana. Jadi, saya tidak hanya menawarkan barang murah atau diskon, namun saya pilih yang materialnya memang nyaman untuk anak.
Sempat terbesit juga pro-kontra dalam hati, bagaimana saya yang berprofesi sebagai dokter, namun melakukan pekerjaan seperti ini? Ternyata saya enjoy melakukannya. Saya senang bisa menjalin hubungan dekat dengan pelanggan dari berbagai kota. Dalam bisnis jasa, yang dibutuhkan adalah bagaimana menjaga amanah yang diberikan kepada kita.
Pesan saya untuk para ibu yang ingin memulai usaha, janganlah pernah bosan untuk mencoba, berani untuk mewujudkan ide dan pantang menyerah. Kalau untuk bisnis jasa, bagi saya yang terpenting adalah kejujuran dan jangan pernah bosan untuk berbuat baik karena testimoni pelanggan sangat dibutuhkan. <Selanjutnya sukses bisnis dari rumah bersama Intan P. Ardanto, bisnis lampu hias>
Rabu, 07 Desember 2016
Senin, 05 Desember 2016
Kenali dan Stimulasi Kepintaran si Kecil
Banyak orangtua di wilayah Asia yang masih mengutamakan kecerdasan akademis pada anak-anaknya, padaha setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Psikolog, pendidik, sekaligus pakar multiple intelligence, dr. Thomas Armstrong juga mempercayai bahwa anak-anak punya kepintaran dalam banyak hal dan berbeda-beda. Ia menyebutkan ada delapan jenis kecerdasan.
Karena itu, penting sekali bagi orangtua untuk mengenali kecerdasan si anak dan mengembangkannya melalui stumulasi. Parenting educator. dr Andyda Melaiala, juga sepakat bahwa stimulasi merupakan kunci untuk mengembangkan otak anak secara otimal. "Stimulasi bisa diberikan setiap hari dengan kegiatan yang kreatif dan menyenangkan bagi anak-anak."
Untuk mendukung hal ini, Wyeth Nutrition meluncurkan Parenting Club. Situs yang bisa diakses melalui https://www.parentingclub.co.id/ ditujukan bagi para orangtua agar bisa mengenali dan menstimulasi kecerdasan anak. (rewriting by azra)
Link tag
Karena itu, penting sekali bagi orangtua untuk mengenali kecerdasan si anak dan mengembangkannya melalui stumulasi. Parenting educator. dr Andyda Melaiala, juga sepakat bahwa stimulasi merupakan kunci untuk mengembangkan otak anak secara otimal. "Stimulasi bisa diberikan setiap hari dengan kegiatan yang kreatif dan menyenangkan bagi anak-anak."
Untuk mendukung hal ini, Wyeth Nutrition meluncurkan Parenting Club. Situs yang bisa diakses melalui https://www.parentingclub.co.id/ ditujukan bagi para orangtua agar bisa mengenali dan menstimulasi kecerdasan anak. (rewriting by azra)
Link tag
Ibu cerdas bentuk generasi berkarakter
Surga yangtak dirindukan 2
Minggu, 04 Desember 2016
Ibu Cerdas Bentuk Generasi Berkarakter
Sudah kodratnya, setiap perempuan akan menjadi seorang istri dan ibu di masa hidupnya. Karena peran seorang ibu sangat penting dalam kehidupan rumah tangga, seorang perempuan pun dituntut untuk memiliki keterampilan dan kecerdasan agar bisa jadi ibu yang cerdas.
Peran seorang ibu merupakan peran yang mulia, meski terkadang dipandang sebelah mata, ibu merupakan sosok hebat dalam rumah tangga. Sebagai ibu, perempuan tak hanya mengurus segala pekerjaan rumah tangga, tetapi juga bertanggung jawab mengurus keluarga dan mendidik anak. Bahkan, ada pula perempuan yang juga memilih berkarier, selan menekuni profesinya sebagai ibu rumah tangga.
Parenting expert dari Resourceful Parenting Indonesia, dr. Andyda Meliala, juga sependapat bahwa seorang perempuan sudah fitrahnya menjadi ibu, apa pun peran lain yang dipilihnya di dalam hidup, seperti wanita karier, pengusaha, atau pilihan profesinya yang lain. Ia juga menambahkan bahwa peran ibu bisa dibilang sebagai sebuah profesi seumur hidup yang harus ditekuni dengan penuh kesungguhan dan totalitas. Karena itu, seorang ibu harus membekali dirinya dengan banyak pengetahuan dan keahlian. Seorang ibu juga harus meningkatkan level pengetahuan dan keahliannya tersebut secara berkesinambungan," ujur dr. Andyda saat diwawancarai.
Ibu harus punya keinginan untuk terus belajar
Bekal Pengetahuan dan keahlian inilah yang akan membantu seorang ibu dalam mendidik dan membentuk anak-anaknya serta mengurus keluarganya. Apalagi, ibu merupakan guru pertama bagi anak-anaknya. Dengan begitu, akan terbentuklah generasi yang berkarakter dan bermental pemimpin yang tangguh. Karena itu, seorang ibu haruslah menjadi ibu yang cerdas.
Di generasi manapun, peran ibu adalah peran kunci keberhasilan perkembangan seorang anak. Anak dapat melihat dunia, mengembangkan pola pikirnya, dimulai dari apa yang dipelajarinya dari orang tua, terutama ibu. Selain itu, kecerdasan anak juga sangat ditentukan oleh ibunya; baik dari sisi genetis maupun pola asuh. Jika seorang ibu ingin mendidik anaknya dengan cara yang terbaik, tentunya ia harus menjadi ibu yang cerdas,
Lalu kriteria ibu yang cerdas itu seperti apakah? menurut dr. Andyda, ibu cerdas adalah ibu yang punya keinginan untuk terus belajar. Hal ini sangatlah penting bagi seorang ibu. "Dalam hal ini, belajar dalam berbagai cara, tentunya. Bisa membekali diri dengan pengetahuan yang didapat dari berbagai literatur terkini, mengikuti seminar tentang pengasuhan anak yang kini sudah banyak diadakan, bergabung dalam komunitas-komunitas parenting, baik yang bentuknya tatap muka maupun online.
Pengetahuan perkembangan anak yang paling utama
Bekal pengetahuan utama yang harus dimiliki seorang ibu adalah tentang psikologi perkembangan anak. Ibu harus tahu tahapan-tahapan perkembangan sang anak; mulai dari sisi psikologi motorik sosial, dan lainnya. Karena, setiap anak itu unik, masing-masing anak memiliki potensi dan talenta yang luar biasa. Dengan pengetahuan tersebut, ibu dapat mendidik anaknya dengan pola pengasuhan yang tepat, mendukung dengan sepenuh hati agar anak mampu mengeksplorasi dan mengembangkan potensinya, serta menjadi anak yang terbaik dari bakat yang dimilikinya. Selain meningkatkan pengetahuan dan keahlian, para ibu juga harus punya gaya komunikasi masa kini. Zaman sudah berubah, gaya komunikasi kepada anak pun harus berubah. Komunikasi antara orangtua dan anak tak lagi satu arah, melainkan dua arah karena anak ingin dihargai dan dihormati.
Siapkan diri jadi ibu cerdas
Jadi ibu cerdas memang tak muncul begitu saja. Tentunya ada tahap-tahap yang harus dijalani para perempuan agar kelak bisa menjadi ibu yang cerdas di dalam keluarganya. Tumbuhkan kebiasaan untuk belajar mengenai pengasuhan anak sejak dini, sebaiknya sebelum anak-anak lahir. Kemudian, praktikkan dalam kehidupan sehari-hari dengan anak-anak dengan cara yang menyenangkan. Walaupun sesungguhnya pekerjaan menjadi seorang ibu penuh dengan tantangan, lama-kelamaan semua akan terasa sederhana dan comes naturally. Ibu-ibu modern kini beruntung karena informasi saat ini sangat mudah diakses, Tak hanya sang perempuan saja yang harus meningkatkan dirinya sendiri. Dukungan dari pasangan juga bisa membantu sang perempuan menjadi ibu yang cerdas. Peran pasangan, dalam hal ini ayah, sangatlah penting. It takes to tango. Pengasuhan anak yang baik adalah kerja sama dua pihak, ibu dan ayah. Peran ayah sangat penting dalam keberhasilan sang anak. Salah satunya dengan memberikan dukungan, antara lain, dalam bentuk psikologis/emosional dan finansial. Ayah juga sering dijadikan anak sebagai model untuk hal-hal penting di dalam hidupnya. (rewriting by azra)
Link tag
Surga yang tak dirindukan 2
Peran seorang ibu merupakan peran yang mulia, meski terkadang dipandang sebelah mata, ibu merupakan sosok hebat dalam rumah tangga. Sebagai ibu, perempuan tak hanya mengurus segala pekerjaan rumah tangga, tetapi juga bertanggung jawab mengurus keluarga dan mendidik anak. Bahkan, ada pula perempuan yang juga memilih berkarier, selan menekuni profesinya sebagai ibu rumah tangga.
Parenting expert dari Resourceful Parenting Indonesia, dr. Andyda Meliala, juga sependapat bahwa seorang perempuan sudah fitrahnya menjadi ibu, apa pun peran lain yang dipilihnya di dalam hidup, seperti wanita karier, pengusaha, atau pilihan profesinya yang lain. Ia juga menambahkan bahwa peran ibu bisa dibilang sebagai sebuah profesi seumur hidup yang harus ditekuni dengan penuh kesungguhan dan totalitas. Karena itu, seorang ibu harus membekali dirinya dengan banyak pengetahuan dan keahlian. Seorang ibu juga harus meningkatkan level pengetahuan dan keahliannya tersebut secara berkesinambungan," ujur dr. Andyda saat diwawancarai.
Ibu harus punya keinginan untuk terus belajar
Bekal Pengetahuan dan keahlian inilah yang akan membantu seorang ibu dalam mendidik dan membentuk anak-anaknya serta mengurus keluarganya. Apalagi, ibu merupakan guru pertama bagi anak-anaknya. Dengan begitu, akan terbentuklah generasi yang berkarakter dan bermental pemimpin yang tangguh. Karena itu, seorang ibu haruslah menjadi ibu yang cerdas.
Di generasi manapun, peran ibu adalah peran kunci keberhasilan perkembangan seorang anak. Anak dapat melihat dunia, mengembangkan pola pikirnya, dimulai dari apa yang dipelajarinya dari orang tua, terutama ibu. Selain itu, kecerdasan anak juga sangat ditentukan oleh ibunya; baik dari sisi genetis maupun pola asuh. Jika seorang ibu ingin mendidik anaknya dengan cara yang terbaik, tentunya ia harus menjadi ibu yang cerdas,
Lalu kriteria ibu yang cerdas itu seperti apakah? menurut dr. Andyda, ibu cerdas adalah ibu yang punya keinginan untuk terus belajar. Hal ini sangatlah penting bagi seorang ibu. "Dalam hal ini, belajar dalam berbagai cara, tentunya. Bisa membekali diri dengan pengetahuan yang didapat dari berbagai literatur terkini, mengikuti seminar tentang pengasuhan anak yang kini sudah banyak diadakan, bergabung dalam komunitas-komunitas parenting, baik yang bentuknya tatap muka maupun online.
Pengetahuan perkembangan anak yang paling utama
Bekal pengetahuan utama yang harus dimiliki seorang ibu adalah tentang psikologi perkembangan anak. Ibu harus tahu tahapan-tahapan perkembangan sang anak; mulai dari sisi psikologi motorik sosial, dan lainnya. Karena, setiap anak itu unik, masing-masing anak memiliki potensi dan talenta yang luar biasa. Dengan pengetahuan tersebut, ibu dapat mendidik anaknya dengan pola pengasuhan yang tepat, mendukung dengan sepenuh hati agar anak mampu mengeksplorasi dan mengembangkan potensinya, serta menjadi anak yang terbaik dari bakat yang dimilikinya. Selain meningkatkan pengetahuan dan keahlian, para ibu juga harus punya gaya komunikasi masa kini. Zaman sudah berubah, gaya komunikasi kepada anak pun harus berubah. Komunikasi antara orangtua dan anak tak lagi satu arah, melainkan dua arah karena anak ingin dihargai dan dihormati.
Siapkan diri jadi ibu cerdas
Jadi ibu cerdas memang tak muncul begitu saja. Tentunya ada tahap-tahap yang harus dijalani para perempuan agar kelak bisa menjadi ibu yang cerdas di dalam keluarganya. Tumbuhkan kebiasaan untuk belajar mengenai pengasuhan anak sejak dini, sebaiknya sebelum anak-anak lahir. Kemudian, praktikkan dalam kehidupan sehari-hari dengan anak-anak dengan cara yang menyenangkan. Walaupun sesungguhnya pekerjaan menjadi seorang ibu penuh dengan tantangan, lama-kelamaan semua akan terasa sederhana dan comes naturally. Ibu-ibu modern kini beruntung karena informasi saat ini sangat mudah diakses, Tak hanya sang perempuan saja yang harus meningkatkan dirinya sendiri. Dukungan dari pasangan juga bisa membantu sang perempuan menjadi ibu yang cerdas. Peran pasangan, dalam hal ini ayah, sangatlah penting. It takes to tango. Pengasuhan anak yang baik adalah kerja sama dua pihak, ibu dan ayah. Peran ayah sangat penting dalam keberhasilan sang anak. Salah satunya dengan memberikan dukungan, antara lain, dalam bentuk psikologis/emosional dan finansial. Ayah juga sering dijadikan anak sebagai model untuk hal-hal penting di dalam hidupnya. (rewriting by azra)
Link tag
Surga yang tak dirindukan 2
Kenali dan stimulasi kepintaran si kecil
Surga yang Tak Dirindukan 2
Tercabik di antara Dua Pilihan
Based on the phenomenal novel by asma nadia
a film by hanung bramantyo-manoj punjabi present
rewriting on blogspot by azra nadhila.
Kisah Prasetya, Arini, dan Meirose kembali berlanjut dalam film "Surga yang Tak Dirindukan 2" Film ini diadaptasi dari sebuah novel karya Asma Nahia dengan judul yang sama.
Novel ini mengisahkan tentang dilema berpoligami bagi pasangan suami-istri. Bagaimana seorang istri harus bisa ikhlas untuk menerima perempuan lain dalam kehidupan suaminya.
Antara ego dan keikhlasan
Pada film pertama, dikisahkan tentang sepasang suami-istri, yaitu Prasety dan Arini, yang mempunyai kehidupan bahagia selayaknya yang diceritakan dalam dongeng-dongeng. Mereka dikarunia seorang anak perempuan bernama Nadia yang menjadi pelengkap kebahagiaan keluarga kecil tersebut. Namun suatu hari semuanya berubah. Pada perjalanan ke kantor, Pras menolong seorang korban kecelakaan dalam balutan gaun pengantin. Ia lalu mengetahui bahwa perempuan ini bernama Meirose yang sedang dalam kondisi tertekan mencoba bunuh diri. Pras menggagalkan usaha tersebut, lalu menikahi Mei dan berjanji untuk menjaganya serta anaknya Akbar.
Arini akhirnya mengetahui pernikahan yang dilakukan sembunyi-sembunyi ini. Arini marah dan tidak bisa menerima kehadiran perempuan lain. Walaupun berpoligami diperbolehkan dalam agama Islam, hal ini tetap tidak bisa meredakan ego Arini. Sampai suatu kali akbar sakit dan hati Arini pun sedikit demi sedekit luluh. Akhirnya, Arini dapat menerima Mei dalam kehidupan mereka. Walupun Arini sudah menerimanya, hati Meirose berkata lain. Meirose tidak ingin membangun kebahagiannya di atas air mata wanita lain. Ia pun memilih untuk pergi dan menitipkan Akbar pada Pras dan Arini. Mereka pun berpisah di Stasiun Kereta Yogyakarta.
Pertemuan yang tak terduga
Empat tahun telah berlalu sejak perpisahan mereka. Dalam Surga yang Tak Dirindukan 2", Pras, Arini, dan Meirose kembali dipertemukan. Arini mendapat undangan untuk berangkat Budapest. Buku Karangannya yang berjudul Istana Bintang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Hungaria. Komunitas Muslim Indonesia mengundangnya untuk memberikan workshop dan mempromosikan buka tersebut. Prasetya, yang masih sibuk dengan proyek di kantornya, akan menyusul anak dan istrinya belakangan. Secara tidak terduga, di Budapest, Arini bertemu kembali dengan Meirose dan Akbar. Ternyata, sudah tiga tahun Meirose tinggal di sana bersama ayah kandungnya. Meirose memutuskan kontak dengan semua orang yang ia kenal di Indonesia. Ia ingin memulai kehidupan yang baru di sana. Ia bahkan berencana ingin meminta cerai secara resmi kepada Pras.
"Manakah jalan yang harus Mei ambil? Haruskah ia melangkah maju dengan kehidupannya sekarang yang tak tahu akan jadi seperti apa? Atau, mundur dan kembali ke kehidupannya yang lama dengan masa depan yang lebih pasti?"
Namun pertemuannya dengan Arini membuatnya menjadi ragu dengan apa yang sudah ia putuskan dan jalani selama ini. Arini begitu ingin Mei kembali pada Pras. Ia sudah sangat menyayangi Mei dan akbar. Arini dan Nadia berusaha menarik Meirose kembali dalam keluarga mereka. Saat melihat Pras, Mei pun masih merasakan rasa cinta untuk laki-laki yang telah menolongnya itu. Walaupun begitu, rupanya sudah ada laki-laki yang hadir dalam hidupnya. Seorang dokter bernama Syarief. Ia pun ingin Mei menikahinya. Di tengah kebingungannya ini, Mei mengengetahui bahwa Arini sakit dan mungkin tidak akan hidup lagi lagi. Arini semakin menggebu-gebu meminta Mei kembali bersama Pras.
Pologami mungkinkah?
Meirose semakin bingung. Manakah jalan yang harus ia ambil? Haruskah ia melangkah maju dengan kehidupannya sekarang yang tak tahu akan jadi seperti apa? Atau, mundur dan kembali ke kehidupannya yang lama dengan masa depan yang lebih pasti? Pras pun mengalami kebingungan yang sama. Ia meragukan kemampuannya dalam bersikap adil sebagaimana perintah Allah bagi laki-laki yang memilih berpoligami. Di tengah situasi yang pelik ini, keputusan apakah yang akan Pras dan Meirose ambil?
Berpoligami memang diperbolehkan dalam Islam. Namun, hal ini bukanlah perkara yang mudah. Ada dilema yang harus dihadapi oleh masing-masing pihak. Bagi suami, dilema yang dihadapi adalah keadilan. Hal ini persis seperti apa yang dirasakan oleh Pras. Adil adalah salah satu syarat dalam berpoligami. Seorang suami harus bisa bersikap adil terhadap istri-istrinya. Sedangkan untuk seorang istri, dilemanya terletak pada rasa ikhlas. Berpoligami berarti berbagi suami dengan perempuan lain. Apakah ia bisa melawan egonya sendiri dan ikhlas menerima kehadiran perempuan lain dalam keluarganya? Inilah yang dirasakan oleh Arini. Bagaimana ia harus berjuang untuk merasa ikhlas membagi suaminya dengan perempuan lain?
Disisi lain, dilema juga dialami oleh Meirose, posisinya sebagai istri kedua memberikan rasa tidak nyaman pada dirinya. Ia merasa telah mengganggu kebahagiaan rumah tangga Pras dan Arini. Ia harus mengumpulkan keberania agar bisa bertatap muka dengan Arini dan keluarga, juga teman-temannya. Poligami sebaiknya dilakukan atas dasar keputusan bersama. Suami harus bisa bersikap adil terhadap istri-istrinya. Para istri juga harus ikhlas menerima kehadiran perempuan lain dengan hati yang terbuka, Mungkinkah? (rewriting by azra)
Link tag
Kisah Prasetya, Arini, dan Meirose kembali berlanjut dalam film "Surga yang Tak Dirindukan 2" Film ini diadaptasi dari sebuah novel karya Asma Nahia dengan judul yang sama.
Novel ini mengisahkan tentang dilema berpoligami bagi pasangan suami-istri. Bagaimana seorang istri harus bisa ikhlas untuk menerima perempuan lain dalam kehidupan suaminya.
Antara ego dan keikhlasan
Pada film pertama, dikisahkan tentang sepasang suami-istri, yaitu Prasety dan Arini, yang mempunyai kehidupan bahagia selayaknya yang diceritakan dalam dongeng-dongeng. Mereka dikarunia seorang anak perempuan bernama Nadia yang menjadi pelengkap kebahagiaan keluarga kecil tersebut. Namun suatu hari semuanya berubah. Pada perjalanan ke kantor, Pras menolong seorang korban kecelakaan dalam balutan gaun pengantin. Ia lalu mengetahui bahwa perempuan ini bernama Meirose yang sedang dalam kondisi tertekan mencoba bunuh diri. Pras menggagalkan usaha tersebut, lalu menikahi Mei dan berjanji untuk menjaganya serta anaknya Akbar.
Arini akhirnya mengetahui pernikahan yang dilakukan sembunyi-sembunyi ini. Arini marah dan tidak bisa menerima kehadiran perempuan lain. Walaupun berpoligami diperbolehkan dalam agama Islam, hal ini tetap tidak bisa meredakan ego Arini. Sampai suatu kali akbar sakit dan hati Arini pun sedikit demi sedekit luluh. Akhirnya, Arini dapat menerima Mei dalam kehidupan mereka. Walupun Arini sudah menerimanya, hati Meirose berkata lain. Meirose tidak ingin membangun kebahagiannya di atas air mata wanita lain. Ia pun memilih untuk pergi dan menitipkan Akbar pada Pras dan Arini. Mereka pun berpisah di Stasiun Kereta Yogyakarta.
Pertemuan yang tak terduga
Empat tahun telah berlalu sejak perpisahan mereka. Dalam Surga yang Tak Dirindukan 2", Pras, Arini, dan Meirose kembali dipertemukan. Arini mendapat undangan untuk berangkat Budapest. Buku Karangannya yang berjudul Istana Bintang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Hungaria. Komunitas Muslim Indonesia mengundangnya untuk memberikan workshop dan mempromosikan buka tersebut. Prasetya, yang masih sibuk dengan proyek di kantornya, akan menyusul anak dan istrinya belakangan. Secara tidak terduga, di Budapest, Arini bertemu kembali dengan Meirose dan Akbar. Ternyata, sudah tiga tahun Meirose tinggal di sana bersama ayah kandungnya. Meirose memutuskan kontak dengan semua orang yang ia kenal di Indonesia. Ia ingin memulai kehidupan yang baru di sana. Ia bahkan berencana ingin meminta cerai secara resmi kepada Pras.
"Manakah jalan yang harus Mei ambil? Haruskah ia melangkah maju dengan kehidupannya sekarang yang tak tahu akan jadi seperti apa? Atau, mundur dan kembali ke kehidupannya yang lama dengan masa depan yang lebih pasti?"
Namun pertemuannya dengan Arini membuatnya menjadi ragu dengan apa yang sudah ia putuskan dan jalani selama ini. Arini begitu ingin Mei kembali pada Pras. Ia sudah sangat menyayangi Mei dan akbar. Arini dan Nadia berusaha menarik Meirose kembali dalam keluarga mereka. Saat melihat Pras, Mei pun masih merasakan rasa cinta untuk laki-laki yang telah menolongnya itu. Walaupun begitu, rupanya sudah ada laki-laki yang hadir dalam hidupnya. Seorang dokter bernama Syarief. Ia pun ingin Mei menikahinya. Di tengah kebingungannya ini, Mei mengengetahui bahwa Arini sakit dan mungkin tidak akan hidup lagi lagi. Arini semakin menggebu-gebu meminta Mei kembali bersama Pras.
Pologami mungkinkah?
Meirose semakin bingung. Manakah jalan yang harus ia ambil? Haruskah ia melangkah maju dengan kehidupannya sekarang yang tak tahu akan jadi seperti apa? Atau, mundur dan kembali ke kehidupannya yang lama dengan masa depan yang lebih pasti? Pras pun mengalami kebingungan yang sama. Ia meragukan kemampuannya dalam bersikap adil sebagaimana perintah Allah bagi laki-laki yang memilih berpoligami. Di tengah situasi yang pelik ini, keputusan apakah yang akan Pras dan Meirose ambil?
Berpoligami memang diperbolehkan dalam Islam. Namun, hal ini bukanlah perkara yang mudah. Ada dilema yang harus dihadapi oleh masing-masing pihak. Bagi suami, dilema yang dihadapi adalah keadilan. Hal ini persis seperti apa yang dirasakan oleh Pras. Adil adalah salah satu syarat dalam berpoligami. Seorang suami harus bisa bersikap adil terhadap istri-istrinya. Sedangkan untuk seorang istri, dilemanya terletak pada rasa ikhlas. Berpoligami berarti berbagi suami dengan perempuan lain. Apakah ia bisa melawan egonya sendiri dan ikhlas menerima kehadiran perempuan lain dalam keluarganya? Inilah yang dirasakan oleh Arini. Bagaimana ia harus berjuang untuk merasa ikhlas membagi suaminya dengan perempuan lain?
Disisi lain, dilema juga dialami oleh Meirose, posisinya sebagai istri kedua memberikan rasa tidak nyaman pada dirinya. Ia merasa telah mengganggu kebahagiaan rumah tangga Pras dan Arini. Ia harus mengumpulkan keberania agar bisa bertatap muka dengan Arini dan keluarga, juga teman-temannya. Poligami sebaiknya dilakukan atas dasar keputusan bersama. Suami harus bisa bersikap adil terhadap istri-istrinya. Para istri juga harus ikhlas menerima kehadiran perempuan lain dengan hati yang terbuka, Mungkinkah? (rewriting by azra)
Link tag
Ibu cerdas bentuk generasi berkarakter
Kenali dan stimulasi kepintaran si kecil
Langganan:
Postingan (Atom)